Wisata Sejarah Benteng Gedong Dalapan Peninggalan Belanda Di Cililin

Benteng Gedong Dalapan Cililin
Benteng Gedong Dalapan Cililin
Pic by : Faisal Sidiq dkk 

Wisata Sejarah Benteng Gedong Dalapan Peninggalan Belanda Di Cililin - Peninggalan masa penjajahan Kolonial Belanda banyak tersebar di seluruh pelosok Indonesia, baik itu berbentuk bangunan atau hanya berbentuk puing-puing.

Seluruh bangunan tersebut menjadi saksi bisu dan bukti sejarah perjuangan para Pahlawan pembela bangsa yang rela mengorbankan jiwa dan raganya untuk membebaskan Negara tercinta dari tangan para penjajah.

Pada waktu itu kolonial Belanda menjajah Bumi Pertiwi ini selama 350 tahun atau 3,5 abad, dengan menyisakan luka dan berbagai peninggalan sejarah. Salah satu peninggalan sejarah yang masih ada, walau pun bentuknya sudah tidak utuh lagi adalah Benteng Gedong Dalapan.

Destinasi wisata sejarah ini berada di wilayah Bandung Barat bagian selatan. Lebih tepatnya di atas perbukitan Pasir Gagak, Kampung Cigagak RT 02/03, Desa Karang Anyar, Kecamatan Cililin, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.

Benteng atau bunker ini berdiri kokoh di atas lahan seluas 20 hektare milik TNI yang ditutupi tanah sebagai kamuflase dari pergerakan musuh. Saat ini lahan di sekitar bunker dimanfaatkan oleh warga setempat untuk bercocok tanaman palawija seperti jagung, pisang, singkong, dan sisanya ditumbuhi tanaman liar semak belukar.

Benteng Gedong Dalapan(delapan) ini dibangun pertama kali oleh bangsa Belanda sekitar tahun 1912 dan selesai pada tahun 1918 dengan mempekerjakan penduduk setempat di bawah pimpinan Tuan Bengkok (orang Belanda) dan Tuan Jackson

Tujuan dibangunnya Benteng Gedong 8 ini adalah untuk dijadikan sebagai benteng pertahanan, tempat persembunyian (markas), penyimpanan persenjataan ,dan tempat mengeksekusi musuh.

Bangunan bersejarah ini diberi nama Benteng Gedong Dalapan karena di dalam kawasan benteng terdapat empat bangunan utama. Satu bangunan utama terdapat di bagian depan memanjang dari selatan ke utara menghadap ke arah timur dengan memiliki delapan ruangan yang memiliki delapan pintu dan 16 jendela. Setiap ruangan berukuran 2,5 m x 3 m persegi, masing-masing ruangan dihubungkan oleh sebuah pintu di dalamnya.

Sementara ketiga bangunan lainnya berada tepat di bagian belakang bangunan utama membentuk setengah lingkaran mengelilingi bangunan utama. Tapi bentuknya sudah tidak utuh lagi. Selain itu terdapat pula bangunan gerbang utama yang cukup megah dengan panjang sekitar 10 meter.

Situs bersejarah ini sempat diduduki oleh tentara Jepang selama 3,5 tahun saat penjajah Belanda berhasil dihalau mundur oleh Pejuang Indonesia. Bahkan pada saat itu sempat terjadi peperangan antara Jepang dan sekutu untuk memperebutkan benteng tersebut.

Setelah penjajah Jepang kalah, Benteng Gedong Dalapan dihancurkan oleh tentara Indonesia dengan tujuan supaya tidak direbut dan diduduki kembali oleh para penjajah.

Terlepas dari sejarahnya, destinasi Benteng Gedong Dalapan ini memiliki nilai wisata dengan pemandangan yang luar biasa indah. Ketika wisatawan sedang berada di tempat bersejarah ini bisa menikmati luasnya hamparan waduk Saguling yang seakan menghipnotis mata.

Benteng Gedong Dalapan sangat cocok bagi para pecinta fotografi atau penggemar selfie, karena didukung dengan view waduk Saguling yang instagramable dan dijamin akan memberikan hasil foto yang bagus.

Rute menuju Benteng Gedong Dalapan Cililin

Untuk bisa berkunjung ke Benteng Gedong Dalapan ada 2 jalur yang dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan pribadi. Yang pertama, dari arah Cililin sekitar 18 Km dari Alun-alun Cililin bisa langsung menuju lokasi dengan kondisi jalan yang sudah rusak, sebaiknya gunakan kendaraan yang masih prima.

Akses yang kedua dari Cihampelas bisa lewat Kp. Bunder atau lebih tepatnya lewat Dermaga Bunder, Desa Tanjung, dari Perempatan Cihampelas sekitar 8 Km ke Dermaga, kemudian menyeberang perairan Waduk Saguling menggunakan perahu sekitar 5-10 menit.

Selanjutnya perjalanan ditempuh dengan berjalan kaki menuju ke atas bukit Pasir Gagak. Dibutuhkan waktu sekitar 20 menit untuk bisa sampai ke lokasi. Sampai saat ini belum tersedia akses khusus untuk naik, disarankan meminta bantuan warga sekitar.

Terima kasih atas kunjungannya, silakan tinggalkan jejak di kolom komentar