Eco Music Camp berlangsung meriah meskipun diguyur hujan

Eco Music Camp
Eco Music Camp 
Hari ke-dua pelaksanaan Eco Music Camp 2017 yang bertempat di Tea Garden Resort Subang, Jawa Barat berlangsung meriah meskipun diguyur hujan yang tidak berhenti sejak siang. Turut hadir dalam acara Eco Music Camp, Plt Bupati Subang Imas Aryuningsih, Wakil Gubenur Jawa Barat Dedy Mizwar, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat Ida Hernida, Ketua komisi II DPRD Jawa Barat Ridho Budiman Utama dan Kepala Bidang Pemasaran Disparbud Jabar Iwan Darmawan.

Event musik bertemakan alam ini dibuka dengan sebuah penampilan sang maestro tari yang bernama Mimi Tumus, meskipun usianya tidak muda lagi dan sudah menginjak usia 70 tahun, wanita paruh baya ini tetap tampil energik. Dengan membawakan sebuah tari yang disebut tari kelana,  wanita yang berasal dari Desa Kreo, Kec. Lagena, Kab. Cirebon ini tampil memukau dihadapan para tamu undagan.

Selain menari, Mimi Tumus pun membuka sanggar seni di rumahnya yang bernama Sanggar Kelana Sari Jaya. Dari seluruh anak dan cucunya hanya satu orang yang mau meneruskan hobi menarinya yaitu,  Risna selaku cucu dari sang maestro tari kelana, sehingga kelak kiprah sang maestro ini akan diwariskan kepada cucunya tersebut.

Dalam kesempatan ini Kadisparbud Jabar Ida Hernida, menyampaikan laporan dasar kegiatan Eco Music Camp, dimana pelaksanaan event ini sebagai sarana hiburan dan rekreasi masyarakat lokal. Adapun maksud dan tujuan kegiatan yang berlangsung selama tiga hari ini adalah untuk mengangkat keanekaragaman hayati , lingkungan alam yang disampaikan melalui musik.

Selain itu bisa pula dijadikan sebagai sarana untuk memperkenalkan dan promosi wisata alam, seni budaya dan mengingatkan masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan hidup, Jumat (28/04/2017).

Sambutan berikutnya disampaikan oleh Wakil Gubernur  Jawa Barat Dedy Mizwar, dalam sepatah katanya kali ini menyampaikan bahwa Eco musik dilaksanakan dalam rangka "world environment day" yang dilaksanakan ketiga kalinya setelah tahun 2016 di Gunung Salak, Bogor dan tahun 2015 di Mekarsari, Jonggol.

Kegiatan ini merupakan upaya untuk mensosialisasikan bagaimana menjaga lingkungan hidup agar tetap terjaga, karena lingkungan sangat penting bagi kehidupan manusia. Setiap saat manusia bertambah, tetapi tidak dengan unsur bumi, maka lingkungan harus diatur agar terjadi keseimbangan ekosistem sehingga, tidak terjadi bencana yang merugikan banyak pihak.

"Migas, batu bara, kelapa sawit dan pariwisata merupakan unsur alam yang menghasilkan devisa bagi negara. Tentunya Jawa barat memiliki kekayaan alam yang sangat indah dan bisa dijadikan sebagai objek wisata yang menarik." papar Demiz sebelum membacakan puisi yang berjudul " Ketika pohon bersujud” karya Ahmad Siddiq Thoha

Franky selaku Director festival mengatakan bahwa festival ini merupakan tools yang mana kedepannya diharapkan mampu membawa perubahan dan mengangkat budaya kita. Oleh karena itu dilaksanakan workshop, penanaman pohon, recycling dan acara music yang berhubungan dengan eco.

“Alat musik yang digunakan pun berasal dari alam seperti alat musik yang digunakan oleh karinding attack yang terbuat dari bamboo, alat musik yang di gunakan dalam Capoiera dan alat music dari Afrika bernama Mbira yang dimaikan oleh Leanna Rachel.” Papar Franki

Baca juga  Forest Music Festival dan Talk Show seputar lingkungan di The Lodge Maribaya

2 komentar:

Terima kasih atas kunjungannya, silakan tinggalkan jejak di kolom komentar