Aphelion: Saat Bumi Menjauh dari Matahari, Tapi Kenapa Masih Panas? - Halo sobat Kodesjabar! Kali ini Mimin mau bahas fenomena langit yang jarang kita sadari tapi selalu terjadi setiap tahun, yaitu Aphelion.
Nama ini memang terdengar ilmiah banget ya, tapi tenang aja, Mimin bakal ceritain semuanya dengan gaya santai khas kita.
Nah, kamu pernah dengar belum soal momen di mana Bumi kayak lagi “jaga jarak” sama Matahari?
Yap, itulah aphelion. Uniknya, meskipun Bumi lagi jauh-jauhnya dari Matahari, beberapa wilayah di Bumi justru mengalami musim panas yang cukup ekstrem.
Kok bisa, ya? Yuk kita bongkar bareng-bareng.
Apa Itu Aphelion?
Aphelion adalah istilah dalam astronomi yang menggambarkan posisi Bumi ketika berada paling jauh dari Matahari dalam lintasan orbitnya.
Seperti yang kamu tahu, orbit Bumi itu bentuknya bukan lingkaran sempurna, melainkan elips alias lonjong.
Karena itu, jarak Bumi ke Matahari berubah-ubah sepanjang tahun. Ada dua titik penting dalam orbit ini:
- Perihelion, saat Bumi berada paling dekat dengan Matahari (terjadi di awal Januari).
- Aphelion, saat Bumi berada paling jauh (terjadi di awal Juli).
Di tahun 2025 ini, momen aphelion diperkirakan jatuh pada tanggal 6 Juli 2025, dengan jarak sekitar 152,1 juta kilometer dari Matahari.
Bandingkan dengan perihelion di Januari yang jaraknya hanya sekitar 147,1 juta kilometer—ada selisih hampir 5 juta kilometer, lho!
Kenapa Masih Panas Saat Aphelion?
Tapi yang jadi pertanyaan, kalau Bumi lagi jauh-jauhnya dari Matahari, kenapa justru sebagian wilayah malah panas?
Logikanya, harusnya lebih sejuk dong. Nah, di sinilah banyak orang keliru.
Faktanya, musim dan suhu di Bumi nggak ditentukan oleh jarak ke Matahari, tapi oleh kemiringan sumbu rotasi Bumi, yaitu sekitar 23,5 derajat.
Karena sumbu Bumi miring, belahan Bumi utara akan lebih “menghadap” ke Matahari di bulan Juni hingga Agustus, sehingga mereka mengalami musim panas meskipun posisi Bumi sedang berada di aphelion.
Sebaliknya, di bulan Desember hingga Januari, belahan Bumi utara justru mengalami musim dingin padahal Bumi sedang berada paling dekat dengan Matahari.
Kebayang dong betapa ajaibnya tata surya ini?
Dampak Aphelion Terhadap Bumi
Kalau ditanya apakah aphelion berdampak ke kehidupan sehari-hari, jawabannya sih nggak signifikan. Tapi tetap ada beberapa pengaruh kecil yang bisa dicatat.
Misalnya, ukuran Matahari yang terlihat dari Bumi saat aphelion akan sedikit lebih kecil dibandingkan saat perihelion, karena jaraknya lebih jauh.
Tapi ini nggak bisa dilihat mata telanjang ya, sob, karena perbedaan ukurannya sangat kecil.
Selain itu, karena menurut hukum Kepler Bumi bergerak lebih lambat saat berada jauh dari Matahari, musim panas di belahan Bumi utara akan berlangsung sedikit lebih lama dibanding musim dinginnya.
Cahaya Matahari yang sampai ke Bumi juga sedikit berkurang sekitar 6 sampai 7 persen, tapi tubuh kita nggak akan merasakan perbedaan itu secara langsung.
Kenapa Aphelion Penting Buat Ilmuwan?
Terus, kenapa ilmuwan begitu peduli sama fenomena aphelion ini?
Jawabannya simpel: fenomena ini jadi patokan penting dalam pengamatan astronomi dan perhitungan satelit.
Jarak Bumi ke Matahari yang berubah-ubah bisa memengaruhi pengukuran cahaya Matahari, lintasan benda langit lainnya, dan bahkan sistem navigasi satelit.
Bukan cuma itu, aphelion dan perihelion juga mencerminkan keteraturan orbit planet yang sangat presisi, nggak heran para ilmuwan suka banget mempelajarinya.
Dan FYI, jarak aphelion dan perihelion itu juga bisa sedikit berubah dari tahun ke tahun karena pengaruh gravitasi dari planet-planet besar seperti Jupiter dan Saturnus.
Siklus Tahunan Aphelion dan Perihelion
Siklus aphelion dan perihelion ini terjadi setiap tahun secara konsisten. Awal Januari biasanya jadi momen perihelion, sementara awal Juli jadi momen aphelion.
Dan karena Bumi bergerak lebih lambat saat jauh dari Matahari, maka musim panas di belahan Bumi utara jadi sedikit lebih panjang dibanding musim lainnya.
Ini juga jadi salah satu alasan kenapa liburan musim panas di Eropa dan Amerika bisa terasa lebih lama.
Tapi tenang aja, buat kita yang tinggal di Indonesia dan berada di wilayah ekuator, perubahan ini hampir nggak berpengaruh besar karena matahari bersinar hampir merata sepanjang tahun.
Bisa Dilihat dengan Mata Telanjang?
Lalu, apakah aphelion bisa dilihat dengan mata?
Sayangnya, nggak ada pertunjukan khusus di langit malam yang menunjukkan kalau aphelion sedang terjadi.
Nggak ada perubahan warna langit atau letusan cahaya. Tapi kamu bisa menjadikannya sebagai momen edukasi yang asyik, entah itu buat bikin konten sains di media sosial, diskusi kelas, atau ngobrol santai sambil ngopi bareng teman.
Menarik kan?
Nah, dari semua ini, Mimin jadi makin yakin kalau alam semesta itu bekerja dengan sistem yang rapi banget.
Walaupun kita jarang menyadarinya, fenomena kayak aphelion ini sebenarnya terjadi setiap tahun dan punya peran penting dalam stabilitas orbit Bumi.
Bahkan, Mimin bisa bilang, walaupun Bumi lagi jauh-jauhnya dari Matahari, jangan sampai hubungan kita dengan ilmu pengetahuan juga ikut menjauh ya!
Justru ini saat yang tepat buat makin dekat sama dunia sains dan makin kagum sama keindahan tata surya.
Terima kasih atas kunjungannya, silakan tinggalkan jejak di kolom komentar