Sejarah Penamaan Jalan Ciateul yang Kini Jadi Ibu Inggit Garnasih

Sejarah Penamaan Jalan Ciateul
Jalan Ciateul Bandung. 

Sejarah Penamaan Jalan Ciateul yang Kini Jadi Ibu Inggit Garnasih - Jalan Ciateul, yang kini dikenal dengan nama Jalan Ibu Inggit Garnasih, menyimpan sejarah yang terkait dengan peristiwa masa lalu di Kota Bandung.


Penamaan jalan yang membentang dari perempatan Jalan Pungkur dan Jalan Lengkong Besar hingga ke Jalan Otto Iskandardinata ini berasal dari dua cerita berbeda yang Mimin dapatkan dari toponimi Kota Bandung. 


Asal Usul Nama Ciateul


Secara bahasa, kata "Ciateul" berasal dari bahasa Sunda yang terdiri dari dua kata: "ci" yang berarti air, dan "ateul" yang berarti gatal. Jika diterjemahkan secara bebas, Ciateul berarti "air gatal" atau "air yang dapat menyebabkan gatal-gatal." Penamaan jalan ini terkait erat dengan kondisi alam pada masa lampau, di mana kawasan ini sering dilanda banjir.


Pada waktu itu, saluran pembuangan air dan gorong-gorong di daerah ini belum dikelola dengan baik. Akibatnya, air hujan yang tumpah melimpah ke ruas jalan dan tidak mudah mengalir.


Menurut cerita masyarakat setempat, air yang menggenang di jalan tersebut dapat menyebabkan rasa gatal jika terkena kulit. Inilah yang menjadi salah satu alasan mengapa kawasan ini dinamakan Ciateul, menggambarkan sensasi gatal yang muncul akibat tumpahan air yang kotor.


Ciateul Sebagai Kawasan "Transaksi Birahi"


Selain itu, ada cerita lain yang mengiringi penamaan Ciateul. Sebelum daerah Saritem dikenal sebagai kawasan lokalisasi wisata birahi, Jalan Ciateul sempat menjadi tempat berkumpulnya wanita penjaja cinta dari berbagai penjuru Kota Bandung, bahkan luar daerah. 


Wanita-wanita ini sering mangkal di sepanjang jalan tersebut, menjajakan "barang dagangannya" kepada para lelaki yang mencari hiburan.


Karena kawasan ini menjadi tempat bertemunya para wanita gatal dengan lelaki yang juga mencari kepuasan, masyarakat setempat pun secara spontan menyebut daerah ini sebagai Ciateul, yang tidak hanya berarti "air gatal" tetapi juga menggambarkan situasi yang penuh gairah. 


Dengan demikian, kawasan ini sempat menjadi semacam "Bandung Trade S*x Centre" (BTSC) sebelum adanya pengalihan lokasi ke Saritem.


Jalan Ciateul Diubah Jadi Jl. Ibu Inggit Garnasih


Seiring dengan perkembangan zaman, nama Jalan Ciateul akhirnya diubah menjadi Jalan Ibu Inggit Garnasih, sebagai penghormatan kepada Ibu Inggit, istri Presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno.


Ibu Inggit dikenal sebagai sosok yang sangat berjasa mendampingi perjuangan Soekarno, baik di masa pergerakan kemerdekaan maupun setelah Indonesia merdeka.


Keputusan untuk mengganti nama jalan ini menjadi Jalan Ibu Inggit Garnasih adalah upaya untuk mengenang jasa beliau dalam sejarah perjuangan Indonesia.


Sejak saat itu, Jalan Ibu Inggit Garnasih menjadi salah satu jalan utama yang dilalui oleh berbagai angkutan umum yang menghubungkan berbagai wilayah di Kota Bandung.


Sebagai jalan penghubung antara kawasan utara, timur, dan barat Bandung, jalan ini sangat strategis bagi transportasi publik, dengan berbagai angkutan kota yang melintasinya, termasuk jurusan Dago-Kebon Kalapa, Ledeng-Kebon Kalapa, Cicaheum-Kebon Kalapa, dan Buah Batu-Kebon Kalapa.


Dengan perubahan nama ini, kawasan yang dulu dikenal dengan sebutan Ciateul kini lebih dihargai dan dipandang sebagai bagian dari sejarah besar Kota Bandung, terutama dalam mengenang peran Ibu Inggit Garnasih sebagai bagian penting dari perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Terima kasih atas kunjungannya, silakan tinggalkan jejak di kolom komentar