Ngarupus, Syukuran Kelahiran Bayi Dalam Adat Sunda di Kabupaten Kuningan

Ngarupus, Syukuran Kelahiran Bayi Dalam Adat Sunda
Syukuran Kelahiran Bayi Dalam Adat Sunda

Ngarupus, Syukuran Kelahiran Bayi Dalam Adat Sunda di Kabupaten Kuningan - Indonesia adalah negara yang kaya akan keragaman adat dan budaya. Salah satu tradisi yang unik dari mayarakat Sunda adalah ngarupus, yaitu sebuah ritual syukuran yang dilaksanakan setelah bayi berusia 7 hari dari hari kelahirannya.


Tradisi ini memiliki makna yang dalam dan telah menjadi bagian penting dari budaya masyarakat Sunda, terutama di wilayah Kuningan dan sekitarnya. Ritual ngarupus memiliki ciri khasnya sendiri dan tujuan utama untuk memberikan berkah dan keselamatan kepada bayi yang baru lahir.


Ngarupus merupakan tradisi warisan turun temurun dari nenek moyang masyarakat Sunda. Di beberapa wilayah lain, ngarupus disebut juga sebagai ritual ngayun. Ritual ini merupakan perpaduan antara unsur budaya Sunda dan nilai-nilai keagamaan. Pada masa lalu, ritual ngarupus lebih kuat dalam unsur kepercayaan, tetapi seiring berjalannya waktu, acara syukuran ini mulai beralih ke arah yang lebih agamis, meskipun tetap mempertahankan aspek-aspek budaya yang khas.


Makna utama dari ngarupus adalah untuk merayakan awal kehidupan bayi, memberikan do'a agar bayi tersebut tumbuh sehat dan bahagia, serta mendapatkan berkah dan keselamatan dalam kehidupan dunia dan akhirat. Ini adalah momen penting dalam kehidupan keluarga yang dipandang dengan sangat suci dan penting.


Dalam keseluruhan prosesi ngarupus, terdapat ikon-ikon khas yang mendefinisikan ritual ini. Dari ayunan, uang, beras, hingga berbagai simbol seperti leupeut, paraji, payung, pisau, samping kebat atau jarik, serta tantang angin. Setiap simbol tersebut tentunya memiliki makna dan peran tersendiri dalam upacara ngarupus.


Saat ini, ngarupus menjadi momen yang memadukan adat budaya Sunda dengan nilai-nilai keagamaan. Rangkaian acara syukuran ini melibatkan kedekatan dengan tetangga dan kerabat dekat. Keluarga dari bayi yang menyelenggarakan ritual ngarupus biasanya membuat olahan nasi kuning untuk dibagikan kepada masyarakat, terutama keluarga yang memiliki anak kecil, sebagai bentuk berbagi kebahagiaan.


Prosesi ngarupus terdiri dari serangkaian kegiatan yang kaya akan makna. Dimulai dengan do'a, mandi dan memakaikan pakaian khusus pada bayi, menyediakan sesajen dan hiasan. Selanjutnya, prosesi mudun lemah (nginjak bumi), tawur, namu, ayunan, dan kurek-kurek menjadi bagian tak terpisahkan dalam ritual ini. Kemudian acara ngarupus diakhiri dengan nyemsi, yaitu makan bersama sebagai bentuk perayaan dan kebersamaan.


Ngarupus tetap menjadi simbol kebersamaan, kegembiraan, dan harapan bagi keluarga serta masyarakat sekitar. Meskipun perlahan bergeser ke arah keagamaan, ngarupus tetap mempertahankan kekayaan budaya dan nilai-nilai yang diwariskan oleh nenek moyang. Dalam keseluruhan, ngarupus menjadi bukti kekuatan tradisi yang tetap hidup dan terjaga nilai-nilainya di tengah arus perubahan zaman.


Ritual ngarupus adalah contoh yang indah dari bagaimana budaya dan tradisi dapat bertahan dan berkembang seiring berjalannya waktu. Ini adalah perayaan yang menghubungkan masa lalu dengan masa kini, dan menjaga keberlanjutan warisan nenek moyang yang berharga. Semoga tradisi ini terus berlanjut dan tetap menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakat Sunda.


Baca juga : Asihan Sunda: Mantra Pemikat Hati yang Bisa Bikin Wanita Tergila-gila

Terima kasih atas kunjungannya, silakan tinggalkan jejak di kolom komentar