Mang Jaya, Maestro Dongeng Sunda Legendaris dari Kuningan

Mang Jaya, Pendongeng Cerita Sunda Legendaris dari Kuningan
Mang Jaya. 


Mang Jaya, Maestro Dongeng Sunda Legendaris dari Kuningan - Sekitar tahun 80-90an, radio menjadi salah satu sarana hiburan paling favorit karena pada saat itu belum banyak yang memiliki televisi. Dengan adanya pesawat radio, masyarakat bisa mendapatkan informasi dan hiburan. 


Ada kebiasaan unik yang biasa dilakukan oleh masyarakat pedesaan di Tatar Pasundan, salah satunya di bagian selatan Kabupaten Kuningan. Mereka selalu mendengarkan radio dengan gelombang atau chanel kesayangannya. Kebiasaan tersebut seolah menjadi suatu kewajiban yang tidak boleh ketinggalan meskipun sedang berada di manapun, tua muda semuanya menggandrungi pesawat radio.


Para petani agar tidak ketinggalan acara siaran kesayagannya, rela membawa pesawat radio ke sawah atau kebun. Pedagang begitu pula membawa radio ke tempat mereka berjualan. Bagi orang yang tidak mempunyai pesawat radio biasanya numpang ke rumah tetangga dan dengan begitu jadi sering terjadi silaturahmi antar tetangga.


Terkadang sengaja pemilik rumah mengundang tetangganya untuk berkumpul di teras rumah sambil mendengarkan acara kesayangannya sambil menikmati hidangan ringan, seperti kopi dan cemilan sederhana. 


Dongeng Enteng Mang Jaya


Salah satu acara siaran radio yang paling ditunggu oleh Mimin dan masyarakat lainnya adalah dongeng enteng Mang Jaya. Mendengarkan siaran dongeng di radio menjadi aktivitas rutin yang tidak boleh ketinggalan. Karena kalau terlewat sedikit saja, ceritanya tidak bisa diulangi lagi.


Saat itu Mimin masih kecil, tapi sudah jadi pecinta dongeng Sunda. Setiap sore, sebelum berangkat belajar ngaji atau sekolah agama selalu selalu mengengarkan dongeng Mang Jaya. Bahkan sering terlambat datang ke tempat belajar ngaji karena nggak mau ketinggalan cerita dalam dongeng tersebut. 


Jujur saja saat itu Mimin belum mengenal wajah Mang Jaya. Bahkan fotonya saja belum pernah lihat. Tapi suaranya sudah sangat akrab di telinga. Sekilas saja langsung tahu kalau itu adalah suara sang pendongeng kesayangan yang ceritanya setiap hari dinanti-nanti.


Dengan mendengarkan dongeng tersebut, pikiran kita berimajinasi membayangkan semua tokoh yang diceritakan oleh Mang Jaya. Yang paling seru adalah ketika membayangkan pertarungan jawara silat dengan penjahat. Seolah-olah diri ini terlibat dalam pertarungan tersebut.


Namun yang paling bikin jengkel dan gendok adalah ketika lagi seru-serunya, eh ceritanya bersambung dan Mang Jaya-nya bilang "Euleuh waktosna kabujeng se'ep". Pendengar dongeng Sunda harus rela menunggu besok hari untuk mendengarkan cerita selanjutnya.


Profil Mang Jaya Pendongeng Cerita Sunda


Pemilik nama asli H. Kuswadijaya Jamsari atau lebih dikenal dengan panggilan Mang Jaya adalah maestro dongeng Sunda senior dari Kuningan, Jawa Barat. Beliau melestarikan Bahasa Sunda dalam bentuk cerita atau dongeng dengan alur cerita tentang kehidupan masyarakat Tatar Pasundan dengan nilai-nilai adat istiadat Sunda.


Mang Jaya lahir di Desa Cigugur, Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan, 25 Agustus 1945.  Beliau merupakan anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Warsih dan Jamsari. 


Tahun 1951, saat itu masih berusia 6 tahun, Mang Jaya masuk Sekolah Rakyat (SR) setara dengan Sekolah Dasar. Saat sedang menempuh pendidikan SR, Mang Jaya dibawa pindah ke Bandung oleh orangtuanya. Kemudian ,elanjutka sekolah SR di Bandung hingga lulus pada tahun 1957.


Pada tahun 1960, Mang Jaya lulus sekolah di tingkat pertama, yaitu di SMP BPI Bandung. Kemudian beliau masuk jenjang menengah atas dengan melanjutkan sekolah di SMA 5 Bandung dan lulus pada tahun 1963.


Kuswadijaya sempat masuk kuliah di Universitas Padjadjaran (UNPAD), Bandung, dengan mengambil jurusan ekonomi. Namun, pada tahun 1965-an Mang Jaya Drop Out dari UNPAD karena saat itu banyak demonstrasi yang mengganggu proses belajarnya di bangku kuliah.


Mang Jaya mulai terjun di dunia siaran radio pada tahun 1968 sebagai penyiar biasa. Pada tanggal 7 September 1970, beliau menikah dengan mojang asli Bandung bernama Tati. Dan dari pernikahannya itu dikarunia tiga orang anak.


Kemudian pada tahun 1976, Mang Jaya memutuskan untuk pindah ke Kuningan dan mendirikan radio sendiri dengan nama chanel PT Radio Siaran Linggarjati Utama (Rasilima). Dari Rasilima lah awal mula H. Kuswadijaya mulai membawakan dongeng dalam siaran radionya.


Lebih dari 50 tahun Mang Jaya mengudara membawakan dongeng Sunda yang jadi hiburan gratis bagi seluruh pendengarnya. Beliau menghibur masyarakat Sunda, khususnya warga Kuningan dengan sajian dongeng enteng dalam bahasa Sunda dengan suaranya yang sangat khas. Entah berapa banyak karya yang telah beliau ciptakan.


Kini masa kejayaan siaran dongeng Sunda di radio semakin memudar dan tergantikan oleh industri digital. Namun, nggak perlu khawatir. Buat kalian yang mau bernostagia mendengarkan dongeng enteng Mang Jaya sekarang bisa diakses di Channel Youtube Mang Jaya Official.


Baca juga: Dongeng Sunda di Radio Tahun 90an Jadi Hiburan Nomor Satu Bagi Masyarakat Pedesaan

Terima kasih atas kunjungannya, silakan tinggalkan jejak di kolom komentar