Mitos Batu Ranto yang Akan Tenggelamkan Wilayah Rancah dan Sekitarnya

Mitos Batu Ranto
Batu Ranto Patakaharja. 


Mitos Batu Ranto yang Akan Tenggelamkan Wilayah Rancah dan Sekitarnya - Dulu, Mimin sempat beberapa kali mendengar cerita tentang batu ranto dari seorang kakek tua. Beliau memang suka bercerita dan sangat hapal betul dengan cerita tersebut. Kakek yang sekarang sudah tiada sangat yakin kalau yang diceritakannya itu suatu saat akan terjadi.


Awalnya Mimin tidak percaya akan keberadaan batu ranto tersebut. Namun setelah ditelusuri ternyata Batu yang ada dalam cerita kakek tua itu memang benar ada. Lokasinya berada di antara dua bukit atau dua gunung kecil yaitu gunung Cibangga dan gunung Pataka di Desa Patakaharja. 


Desa Patakaharja merupakan sebuah desa yang berada di Kecamatan Rancah, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Desa tersebut berada di sebelah utara Kecamatan Rancah yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Kuningan. 


Sebelah utara Patakaharja berbatasan dengan Desa Dadiharja dan Kabupaten Kuningan. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Situmandala. Sebelah selatan berbatasan dengan hutan Mahoni, dan sebelah barat berbatasan dengan Desa Kawunglarang.


Suasana Desa Patakaharja masih sangat asri dan sejuk karena wilayahnya terdiri dari gunung, sawah, dan hutan. Sebagian besar penduduk desa ini berprofesi sebagai petani padi dan petani sayur. Menurut keterangan warga setempat, bukit yang disebut gunung Pataka konon sempat digunakan sebagai tempat persinggahan raja di zaman Kerajaan Galuh. 


Mitos Batu Ranto Akan Tenggelamkan Wilayah Rancah

Batu ranto adalah sebuah batu berukuran sangat besar dan tingginya hampir setara gunung yang ada di pinggirnya yaitu gunung Pataka. Tepat di bawah batu tersebut terdapat aliran sungai yang cukup besar, yaitu sungai Cijolang.


Menurut cerita warga sekitar, apabila batu ranto tersebut lepas atau longsor, maka akan menutupi aliran sungai Cijolang dan akan menyebabkan banjir besar. Banjir yang disebabkan oleh batu ranto tersebut akan menenggelamkan wilayah Rancah dan sekitarnya.


Mungkin ini ada kaitannya dengan asal-usul nama Rancah yaitu berasal dari kata ranca atau danau. Jadi, wilayah Rancah yang sekarang menjadi pusat perbelanjaan, dulunya adalah sebuah ranca. Dengan adanya cerita batu ranto ini ada sedikit gambaran kalau Rancah akan kembali menjadi ranca karena tenggelam oleh banjir dari sungai Cijolang.


Sungai Cijolang merupakan sungai terbesar di wilayah tersebut. Sebagai bukti bahwa sungai ini sangat besar adalah adanya jembatan Cijolang yang membentang sepanjang 80 meter di Desa Tangkolo. Jembatan tersebut merupakan penghubung Kecamatan Rancah dengan Kecamatan Subang, Kabupaten Kuningan.


Debit air sungai Cijolang saat musim penghujan akan sangat deras. Bahkan pada tahun 1886 Masehi, sungai tersebut sempat meluap dan memecah wilayah Tangkolo menjadi dua bagian yaitu utara dan selatan.


Apakah dengan debit air Sungai Cijolang yang sangat banyak dan terjadi peristiwa robohnya batu ranto tersebut akan terjadi bencana banjir yang bisa merendam wilayah Rancah dan sekitarnya? Wallohualam, itu hanyalah sebuah mitos yang beredar di masyarakat sekitar dan belum tentu kebenarannya.


Hikmah yang bisa diambil dari cerita batu ranto ini adalah kita harus menjaga lingkungan dan alam sekitar seperti hutan, gunung, dan sungai. Jangan membuang sampah ke sungai karena akan menyebabkan banjir seperti batu ranto yang menyumbat aliran Sungai Cijolang. Salam sejahtera dari Mimin.


Baca juga : Mitos sungai Cisubang yang ditakuti oleh Pejabat Kuningan

Terima kasih atas kunjungannya, silakan tinggalkan jejak di kolom komentar