Ingin Donor Darah, Tapi Takut Jarum Suntik

Pengalaman Pertama Donor Darah


Ingin Donor Darah, Tapi Takut Jarum Suntik - Donor darah adalah sebuah perbuatan mulia yang dapat kita lakukan secara sukarela untuk menolong yang membutuhkan bantuan transfusi darah dalam situasi mendesak. Proses pengambilan darah dilakukan menggunakan jarum steril yang dimasukkan ke pembuluh darah vena di bagian lengan.

Darah tersebut kemudian dialirkan melalui selang ke kantung labu darah. Pengambilan darah biasanya berlangsung selama 5–10 menit dan jumlah darah yang diambil kurang lebih 470 ml.

Buat yang sudah terbiasa melakukan donor darah, 10 menit bukan waktu yang lama. Tapi buat yang takut jarum atau phobia jarum suntik, itu terdengar sangat menyeramkan.

Phobia jarum suntik (trypanophobia) merupakan ketakutan luar biasa terhadap prosedur medis yang menggunakan alat suntik. Takut jarum suntik biasanya dialami oleh anak-anak karena mereka belum terbiasa menahan rasa sakit.


Phobia jarum suntik nggak hanya dialami saat masih anak-anak, bahkan bisa membayang-bayangi seseorang sampai dewasa. Mimin adalah salah satu penderita phobia jarum suntik yang selalu menolak kalau diajak ke dokter.


Rasa takut akan jarum suntik ternyata terbawa hingga dewasa. Jangankan punya keberanian untuk mendonorkan darah, disuntik untuk mengobati penyakit pun terbayang sangat menakutkan. Bahkan saat kecil dulu Mimin pernah berontak dan menggit tangan dokter sampai berbekas agar nggak jadi disuntik. 


Semoga Pak Dokternya sehat dan panjang umur, mohon maaf atas gigitan Mimin waktu kecil dulu!


Pengalaman Pertama Donor Darah

Pengalaman Pertama Donor Darah

Suatu waktu Mimin terpaksa harus melakukan donor darah. Awalnya hanya diajak menemani teman yang mau periksa mata gratis. Kebetulan saat itu Grand Tjokro Bandung menggelar acara donor darah dan pemeriksaan kesehatan gratis. Mimin mengiyakan ajakan teman dan keceplosan ngomong mau donor darah.


Setibanya di lokasi donor darah, entah kenapa tiba-tiba terbayang jarum suntik dan keringat dingin mulai keluar. Di depan orang lain pura-pura tegar, padahal hati udah ciut duluan. Kalau nggak malu sama teman, Mimin udah kabur duluan.


Usai mengisi formulir pendaftaran dan kuisioner kesehatan kemudian petugas melakukan pemeriksaan pendahuluan yaitu pengukuran berat badan, pemeriksaan kadar Hemoglobin (Hb) darah, dan pemeriksaan golongan darah karena Mimin adalah pendonor pemula.


Kemudian dokter bertanya beberapa hal untuk mendapatkan informasi tentang penyakit. Lalu diperiksa tekanan darah dan pemeriksaan fisik sederhana. Alhamdulillah Mimin memenuhi syarat untuk jadi pendonor darah. Menurut penjelasan petugas kesehatan, syarat-syarat untuk donor darah adalah:

  • Sehat jasmani dan rohani.
  • Usia 17 sampai dengan 65 tahun.
  • Berat badan minimal 45 kg.
  • Tekanan darah : sistole 100 - 170, dan diastole 70 - 100.
  • Kadar haemoglobin 12,5g% s/d 17,0g%.
  • Interval donor minimal 12 minggu atau 3 bulan sejak donor darah sebelumnya (maksimal 5 kali dalam 2 tahun).


Tahapan berikutnya yang paling menegangkan adalah proses pengambilan darah. Tiba-tiba jantung berdetak kencang dan rasa takut semakin menghantui. Sambil duduk nyender di kursi yang disediakan, Mimin memejamkan mata agar nggak bisa melihat jarum suntik.


Saat sedang memejamkan mata, terdengar suara petugas yang berbicara pelan dan lembut. "Tarik nafas pelan-pelan dari hidung dan keluarkan dari mulut. Bernapaslah dengan normal untuk menormalkan perasaan, santai, dan tenang."


Di lengan kiri dipasang alat tensi kemudian dipompa hingga terasa mencengkram. Kemudian petugas menginstruksikan agar mengepalkan tangan. Lalu terasa ada jarum yang menusuk kulit hingga ke dalam.


Sakit?  Iya sakit dan perih.


Setelah jarum dan selang terpasang, darah pun mulai mengalir ke kantung labu darah. Di situ Mimin baru berani membuka mata dan melihat selang yang menjuntai ke bawah. Saat itu pula terdengar suara petugas kesehatan memberi instruksi agar sesekali membuka tutup kepalan tangan untuk membantu memompa darah.


Proses pengambilan darah terasa sangat lama. Untungnya ada teman yang setia menemani dan memberi support. Setelah menunggu selama 15 menit, akhirnya kantung labu darah terisi penuh. Kemudian jarum suntik dicabut  dan bekasnya dibersihkan. Lalu bekas luka jarum ditutup pakai plester kecil.


Lengan kiri terasa pegal, badan lemas, dan kepala sedikit pusing. Tapi hati senang karena bisa mendonorkan darah dan semoga bermanfaat bagi yang membutuhkannya. Petugas medis pun menyarankan agar melakukan gerakan peregangan dengan cara menekuk dan membuka lengan beberapa kali.  


Apakah setelah donor darah phobia jarum suntiknya hilang? Jawabannya nggak hilang dan sampai saat ini Mimin masih takut disuntik.

 

Smartfren Community

Smartfren Community Perluas Pencarian Donor dan Ketersediaan Pasokan Darah

Ngomong-ngomong tentang donor darah, Smartfren juga nggak tinggal diam untuk memperluas pencarian donor darah dan ketersediaan pasokan darah di Indonesia.


Smartfren, melalui Smartfren Community menggandeng komunitas Blood for Life Indonesia (Blood4LifeID) Indonesia untuk meningkatkan jangkauan pencarian donor dan ketersediaan darah /plasma darah yang sangat dibutuhkan dalam prosedur kesehatan terkait COVID-19 maupun non-COVID-19.


Smartfren Community mengajak anggotanya untuk turut menjadi pendonor sekaligus membantu Blood4LifeID dalam mendapatkan pendonor darah/plasma darah. Selain itu, Smartfren juga memberikan dukungan tambahan berupa kartu perdana GOKIL MAX serta paket data kepada seluruh relawan Blood4Life Indonesia, agar memudahkan berkomunikasi secara online. 


Blood4LifeID merupakan komunitas sosial yang bertujuan mempermudah masyarakat mendonorkan darah, sekaligus mendapatkan donor darah. Sejak 2009 silam, komunitas ini telah aktif mencari dan melayani pendonor, guna menjaga ketersediaan pasokan darah di Palang Merah Indonesia dan Bank Darah milik Rumah Sakit. Saat ini Blood4LifeID dimotori oleh sekitar 50 relawan yang tersebar di seluruh Indonesia dan bergerak secara mandiri.


Pergerakan Blood4LifeID selama ini kebanyakan dilakukan secara online, dan terdapat puluhan Relawan Tim 'IGD Virtual Blood4Life.ID' (media sosial & website Blood4LifeID) yang saat ini tersebar di berbagai kota di Indonesia. Mereka sangat bergantung dengan koneksi internet, sehingga sangat terbantu dengan adanya dukungan yang diberikan Smartfren.


Selama ini Blood4LifeID menerima banyak permintaan untuk memenuhi kebutuhan pendonor darah. Dengan adanya komunitas Blood4LifeID ini, proses memperoleh donor maupun menjadi pendonor darah jadi lebih mudah. Buat kalian atau siapapun yang membutuhkan donor darah, bisa mendaftarkan diri melalui website www.donordarah.link lalu pilih menu "Isi Form Butuh Pendonor Darah".


Sedangkan buat kalian yang ingin jadi pendonor dan mencari penerima, dapat menggunakan link website serupa, memilih menu "Cari Pasien Butuh Donor". Selanjutnya dapat mencari pendonor berdasarkan Golongan Darah, Jenis Donor, dan Kota Domisili.


Buat kalian yang memenuhi syarat untuk donor darah. Yuk sekarang saatnya kita bersama-sama bergerak saling bantu. Terutama para penyintas COVID-19, untuk mendonorkan plasma yang saat ini sangat diperlukan untuk mendukung kesembuhan penderita COVID-19.

Terima kasih atas kunjungannya, silakan tinggalkan jejak di kolom komentar