Pameran Radio Antik di Herbal House. |
Kehadiran radio sangat penting dalam kehidupan manusia, yaitu sebagai media komunikasi dan penyebaran informasi. Pada zaman penjajahan dahulu, radio digunakan oleh para pejuang perang untuk saling berkomunikasi atau memberikan informasi.
Salah satu pejuang kemerdekaan yang menggunakan radio sebagai media informasi adalah Jenderal Sudirman. Beliau menjadikan radio sebagai alat untuk mengetahui situasi politik sebelum membuat keputusan strategi perang memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Zaman dahulu, tidak mudah untuk memiliki pesawat radio bagi kalangan rakyat biasa karena harganya mahal dan pada saat itu pula orang yang mempunyai radio harus membayar pajak pertahun. Radio jadul bentuknya lumayan besar dan bobotnya pun lumayan berat sehingga susah untuk dibawa kemana-mana.
Setelah Indonesia merdeka hingga saat ini radio masih populer di kalangan masyarakat. Bahkan keberadaan radio di tatar Pasundan banyak disukai warga pedesaan. Salah satu acara siaran radio yang jadi favorit masyarakat pedesaan adalah dongeng Sunda seperti dongeng Sunda Uwa Kepoh dan dongeng Sunda Mang Jaya.
Saat ini radio jadul menjadi barang antik yang berharga dan banyak dicari para kolektor. Nggak semua orang bisa memiliki radio antik, selain harganya mahal, barangnya pun susah didapat alias langka. Apakah di antara kalian ada yang suka koleksi radio antik?
Pameran Radio Antik di Herbal House
Pameran Radio Antik di Herbal House Bandung
Nah, buat kalian yang merasa penasaran, ingin tahu tentang radio antik, atau ingin menggali informasi sejarah radio zaman dulu, Herbal House by The Lodge bekerjasama dengan komunitas radio menggelar Pameran Radio Antik pada tanggal 9-12 Desember 2020.
Dalam pameran yang mengusung tema "Vintage Year End Bazaar" ini dipajang puluhan radio zaman dulu yang memiliki nilai historis tinggi. Beberapa koleksi radio langka tersebut diproduksi mulai dari tahun 1939 sampai tahun 1978.
Radio yang dipamerkan terdiri dari berbagai merek terkenal di dunia dan ada juga produk Indonesia. Namanya barang antik, sudah pasti umurnya tua dan memiliki nilai sejarah. Tapi jangan salah, meskipun sudah berumur kondisi radio masih terawat dan ada yang masih menyala.
Pengunjung yang datang ke pameran radio antik ini bisa belajar sejarah radio dan mengenal berbagai bentuk dan merk radio zaman dulu.
Heni Smith selaku owner The Lodge menjelaskan bahwa pameran radio antik tersebut bertujuan untuk memperkenalkan radio jadul yang sudah langka serta mengedukasi masyarakat mengenai sejarah radio di Indonesia.
Dengan adanya pameran radio antik ini masyarakat bisa bernostalgia dengan kehadiran radio dari masa ke masa. Selain itu, pengunjung juga bisa tahu fungsi radio pada zaman dahulu dan sekarang.
Denny Kusumah, kolektor radio antik |
Semua jenis radio yang dipajang di pameran radio antik tersebut adalah milik salah satu kolektor radio antik di Bandung yang bernama Denny Kusumah.
Kang Denny Kusumah sudah empat tahun terjun menjadi kolektor radio antik. Beliau mengoleksi ratusan radio antik di rumahnya. Seluruh barang koleksinya dikumpulkan dari berbagai daerah dan ada beberapa radio didapat dari luar negeri.
Berikut ini daftar radio antik yang ada di gallery pameran Herbal House By The Lodge :
• Marconi ( Italy ) 1950
• Ralin Bi Amply ( Indonesia ) 1960
• Philips BIN 206 U ( Belanda ) 1950
• National Radiograph ( Amerika Serikat ) 1950
• Telefunkn Caprice 7041 W ( Jerman ) 1960
• Kinerva 517 E Transmare ( Austria ) 1951
• Robin ( Indonesia ) 1955
• Ralin M 3392 BT ( Indonesia ) 1964
• Hallicraiters TW 2000 ( Amerika ) 1956
• Grundie 997 WE ( Jerman ) 1959
• Telefunken D 666 WK ( Jerman ) 1955
• Erres KY 548 ( Belanda ) 1949
• Telefunken GAvole 7 ( Jeman ) 1956
Terima kasih atas kunjungannya, silakan tinggalkan jejak di kolom komentar