Sang Maestro Tari Topeng Dari Kebon Awi Dago Pakar

Tari Topeng Ambu Ottih Rostoyati
Tari Topeng Ambu Ottih Rostoyati. 

Bambu merupakan tumbuhan yang batangnya memiliki rongga dan ruas pada batannya, akarnya yang banyak dan kuat membuat tumbuhan ini banyak ditananm di lereng-lereng karena dipercaya mampu menahan tanah dari longsor. Tumbuhan seribu manfaat ini banyak tumbuh di wilayah tropis dan dataran tinggi dengan berbagai jenis dan namanya. Di salah satu sudut Kota Bandung, bambu tumbuh subur dan menghijau diantara bangunan hunian penduduk dan kafe-kafe, tempat ini dikenal dengan nama Kebon Awi Kaffee yang berlokasi di  Jln. Bukit Pakar Timur No.29, Ciburial, Cimenyan, Bandung, Jawa Barat.

Kebon Awi (kebun Bambu) Bukit Pakar ini memiliki 24 jenis bambu, dari mulai bambu lokal hingga impor yang ditanam dan dipelihara oleh Ambu Ottih Rosyati selaku pemiliknya. Pelestarian budidaya bambu ini memiliki begitu banyak manfaat bagi lingkungan sekitar, diantaranya menahan tanah dari erosi, menyerap dan menyaring air dalam tanah, sebagai filter udara dan masih banyak lagi manfaat lainnya.

Di dalam area Kebun bambu ini terdapat sebuah kafe bernama Kebon Awi Kaffee dan memiliki banyak saung serta ada juga panggung terbuka yang biasa digunakan untuk pertunjukan kesenia, dan salah satunya adalah kesenian tradisonal Sunda Karinding Usik dan tari topeng Ambu Ottih.

Karinding Usik Urang Dago Pakar
Karinding adalah sebuah alat musik tradisonal Sunda Buhun (lama) yang dimainkan dengan cara ditepuk dan diletakan pada mulut, sehingga dari getarannya mengeluarkan bunyi yang unik dan khas. Untuk alat music karinding ini tidak memiliki sejarah da nasal usul yang pasti, karena dari setiap daerah memiliki cerita tersendiri. Karinding buhun terbuat dari batang dahan aren yang sudah kering, tapi untuk sekarang ini banyak yang membuatnya dari bambu.

Suara yang dihasilkan dari alat musik karinding memiliki beberapa ketukan seperti kenong dan goong, dimana pada zaman dahulu kala, alat musik ini dipercaya memiliki beberapa manfaat, diantanya untuk mengusir hama, karena karinding menghasilkan getaran ultrasonik yang ditakuti oleh hama seperti tikus. Manfaat berikutnya adalah untuk mengantar arwah para leluhur, karena memiliki efek suara mistis, selain itu juga alat musik ini dipercaya juga bisa digunakan untuk menentukan arah angin.

Adapun pilosofi yang tersemat dalam alat musik bergetar ini adalah sabar, sadar dan yakin. Dimana pada saat pembuatannya dibutuhkan kesabaran dan kesadaran karena bentuknya sangat kecil dan mudah patah, selain itu harus sepenuhnya yakin, karena apabila membuat karinding dengan hati yang tidak yakin, niscaya akan gagal. Meskipun benda ini tergolong buhun, namun bisa dikolaborasikan dengan alat musik modern lainnya, sehingga menghasilkan harmonisasi yang unik.

Karinding Usik Urang Dago Pakar
Karinding Usik Urang Dago Pakar. 

Karinding Usik Urang Dago Pakar ini merupakan perpaduan antara alat musik karinding dengan celempung (alat musik pukul yang terbuat dari bambu) dengan sedikit modifikasi ketukan dari yang aslinya, sehingga iramanya lebih enak didengar dan dapar dijadikan sebagai pengiring lagu. Pementasan kesenian tradisonal karinding usik di Kebon Awi Kaffee ini merupakan salah satu upaya untuk melestarikan seni buhun warisan leluhur yang hampir punah karena ditelan zaman. Dengan digelarnya pertunjukan ini diharapkan anak muda generqasi penerus bangsa bisa mengenal kembali kesenian warisan leluhur tersebut, sehingga tidak lupa dengan adat dan budaya sendiri.

Ambu Ottih Rostoyati adalah seorang seniman Sunda multi talent, dari mulai nari, nyanyi hingga bermain music bahkan seni bela diri Ia lakukan.Saat diajak bercengkrama wanita yang pernah menjadi Dosen di Universitas Pasundan ini menceritakan banyak hal tentang kiprahnya sebagai seniman Sunda. Pengalamannya menjadi penari tradisional dari mulai panggung ke panggung hingga ke manca Negara, dimana pada saat itu Ambu berkesempatan mewakili Indonesia untuk pentas di Osaka Jepang dengan menampilkan tarian tradisonal. Kepiawaiannya dalam menari menuai decak kagum para p-enonton disana. Tidak hanya menari saja, Ambu pun sempat bermain kecapi dengan membawakan lagu Cianjuran, dan yang paling disukai lagi oleh para penonton pentas adalah ketika Ambu Ottih memainkan kecapi sambil menyanyikan lagu berbahasa Jepang yang berjudul Sakura.

Tari Topeng Ambu Ottih
Sang maestro seni tradisional Sunda ini tampil gemulai saat menampilkan keahliannya, yaitu tari topeng, meskipun usianya tidak muda lagi, tapi gerakannya masih terlihat sangat luwes saat melakukan gerakan tari topeng. Gerakannya yang seirama dengan nada musik yang mengalun membuat para penonton tercengang dan kagum. Satu persatu dari lima jenis karakter topeng dimainkannya, dimana dalam memainkan ke lima karakter topeng yang berbeda ini gerakannya pun berbeda pula, karena harus seuai dengan makna yang terirat dalam topeng tersebut.

Tari topeng yang dipntaskan oleh Ambu Ottih ini menyampaikan beberapa pesan, dan salah satunya adalah supaya manusia bisa mengendalikan hawa nafsunya agar bisa kembali ke hati yang suci tanpa ada dendam, karena untuk mensucikan hati yang kotor tidak semudah mencuci tangan yang kotor yang dapat dengan mudah dibasuh dengan air.

Beberapa pesan disampaikan kepada pengunjung Kebon Awi Kaffee oleh Ambu Ottih sesaat setelah menari, Ambu berpesan agar kita semua harus berusaha menjaga alam dan budaya tradisonal Sunda warisan para leluhur, jangan sampai anak cucu nanti tidak mengenal seni dan budaya di tempat kelahirannya sendiri.Ambu pun menyatakan kesediannya untuk melatih siapaun yang akan belajar menari pada dirinya, jadi bagi Anda yang ingin belajar menari bisa datang langsung ke Ambu Ottih Rostoyati di Kebon Awi Kaffe.

Terima kasih atas kunjungannya, silakan tinggalkan jejak di kolom komentar