Candi Cangkuang Garut

Candi Cangkuang Garut
Candi Cangkuang Garut

Candi Cangkuang Garut - Salah satu objek wisata di Kabupaten Garut adalah Candi Cangkuang yang berada di tengah pulau yang dikelilingi oleh genangan Situ Cangkuang seluas 16 Hektar. Susana di sekitar danau terasa sangat sejuk dan disediakan rakit atau getek untuk menyeberang ke lokasi candi.

Alat penyeberangan ini bentuknya unik. Biasanya rakit berbentuk segi empat atau persegi panjang, tapi ini bentuknya segi tiga. Rakit penyebarangan ini terdiri dari tiga lapisan bambu dan memiliki saung untuk melindungi penumpang dari sengatan matahari atau air hujan.

Situ Cangkuang sendiri berada di lembah dengan ketinggian 640 meter diatas permukaan laut. Lebih tepatnya berada di Kampung Ciakar, Desa Cangkuang, Kecamatan Leles, Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat. 

Disekitar Candi Cangkuang tumbuh rindang pepohonan yang sudah berusia ratusan tahun. Susana di sekitar candi cukup teduh dan sejuk. Di pulau ini juga ada sebuah kampung adat bernama kampung Pulo. Di kampung ini hanya terdapat enam buah rumah dengan bentuk bangunan sangat sederhana. Tiga rumah berada di sebelah kiri dan tiga lagi di sebelah kanan. Sebagai pelengkap ada sebuah surau.

Kampung adat ini hanya dihuni oleh 6 kepala keluarga. Semua penghuninya masih memegang teguh adat istiadat setempat. Jumlah penghuninya pun tidak boleh ditambah dengan kepala keluarga lain. 

Bangunan peninggalan purba ini ditemukan oleh tim sejarah Leles pada tahun 1966. Awal mulanya ditemukan candi Cangkuang adalah saat tim penelitian sejarah Leles menemukan spragmen candi dan makam kuno, serta sebuah arca Dewa Siwa yang sudah rusak.

Setelah dilakukan pengkajian selama sepuluh tahun, akhirnya tim melakukan pemugaran (rekonstruksi) pada tahun 1974 -1976 yang dilaksanakan oleh proyek Pembinaan Kepurbakalaan dan Peninggalan Nasional Depdikbud. Hasil pemugaran ini selesai dan diresmikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada 8 Desember 1976.

Candi Cangkuang berbentuk bujur sangkar dengan ukuran panjang 4,5 meter, lebar 4,5 meter, dan tinggi 8,5 meter. Material bangunan candi terbuat dari bahan batu andesit polos. Secara keseluruhan bagian candi terdiri dari kaki, badan, sebuah pintu masuk ke bilik utama di sisi timur, dan atap candi yang terdiri dari 4 tingkat dengan bentuk mengecil ke atas dan memiliki kemuncak tunggal di atasnya. 

Di bagian kaki candi terdapat sebuah tangga yang diapit oleh dua pipi tangga menuju badan candi. Sedangkan di bagian badan candi terdapat dinding dengan berhiaskan arca Siwa yang terbuat dari batu andesit dengan ukuran tinggi 40 Cm. Arca Siwa ini posisinya duduk di atas punggung lembu.

Dengan ditemukannya arca Siwa yang merupakan sosok dewa dalam Agama Hindu ini menunjukkan bahwa pembangunan candi Cangkuang adalah untuk tempat pemujaan masyarakat yang beragama Hindu. 

Selain candi, ditemukan pula makam Arif Muhammad selaku tokoh penyebar Agama Islam di daerah tersebut. Makam tersebut berbentuk empat persegi panjang, berukuran 260 x 126 x 80 cm. Makam ini memiliki nisan ganda berbentuk empat persegi panjang berukuran 46 x 25 x 6 cm dipasang saling berhadapan berjarak 1 meter.

Banyak pengunjung yang sengaja datang untuk berziarah ke makam Arif Muhammad. Namun ada satu hari yang tidak boleh digunakan untuk berziarah, yaitu hari Rabu.

Untuk mencapai Candi Cangkuang bisa menggunakan angkutan umum yaitu naik bus atau elf jurusan Bandung-Garut. Kemudian berhenti di Alun-laun Leles dan dilanjutkan dengan naik delman atau ojeg menuju Situ Cangkuang, atau bisa juga dengan berjalan kaki sejauh 3 Km.

Baca juga artikel Pemandian air panas Cibolang Pangalengan

Terima kasih atas kunjungannya, silakan tinggalkan jejak di kolom komentar