Susur Goa Buniayu bersama EIGER dan BAT

Peserta dan panitia susur goa foto bersama
Peserta dan panitia susur goa foto bersama 

Susur Goa Buniayu bersama EIGER dan BAT - Perusahaan perlengkapan peralatan petualangan outdoor  terbesar di Indonesia dengan brand EIGER bekerjasama dengan Buniayu Adventure dan Training (B.A.T) melaksanakan event Susur goa dengan tema “ Susur Goa aman dan nyaman bersama EIGER dan B.A.T” pada 24-26 Februari 2017.

Even ini diselenggarakan di kawasan Karst Buniayu, tepatnya berada di  Kampung Cipicung, Desa Nyalindung, Kecamatan Nyalindung, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

Informasi event outdoor tersebut disebarkan melalui media sosial milik EIGER dan B.A.T. Banyak para penggemar EIGER (Eigerian) yang mendaftar dan tidak sedikit yang tidak kebagian karena kuota peserta dibatasi hanya 50 orang.

Jum,at pagi berangkat menuju terminal Leuwipanjang untuk bergabung bersama peserta lainnya yang datang lebih duluan berkumpul dan menunggu di area terminal. Setelah semua peserta dari Bandung ditambah 2 orang dari Jogja terkumpul lalu rombongan pun berangkat sekitar pukul 08.30 WIB menggunakan Bus MGI Jurusan Bandung-Sukabumi.

Sekira pukul 11.40 WIB tiba di terminal Sukabumi dan langsung menuju basecamp yang letaknya tidak jauh dari Santa Sea yang ada di belakang terminal Sukabumi.

Seluruh peserta susur goa melakukan registrasi ulang dan melakukan cek perlengkapan yang wajib dibawa, serta mendapatkan pembagian tenda dan kelompok. Untuk pembagian tenda terdiri dari 10 tenda yang berisi 5 orang dalam setiap tendanya.

Sedangkan untuk group atau kelompok dibagi menjadi 5 group. Dalam setiap group beranggotakan 10 peserta. Setelah semuanya dirasa lengkap perjalanan menuju kawasan karst Buniayu dilanjutkan dengan menggunakan dua buah truk milik Satpol PP Kab. Sukabumi dengan waktu tempuh dua jam perjalanan.

Medan jalan yang berbelok dan menanjak serta banyak lobang membuat isi perut terasa dikocok. Beberapa peserta merasa mual dan muntah. Setelah dua jam rombongan tiba disebuah gerbang wisata Goa Buniayu. Ternyata perjalanan belum berakhir dan harus dilanjutkan dengan berjalan kaki sejauh kurang lebih 200 Meter.

Berjalan kaki bersama menyusuri jalan aspal yang sudah rusak dan hanya menyisakan bebatuan kerikil. Di sepanjang jalan dihiasi dengan pepohonan dan perkebunan pinus yang membuat udara di sekitar terasa sejuk. 

Rasa lelah semakin terasa, tapi semangat masih membara dengan penuh rasa penasaran akan lokasi yang dituju. Ketika tiba disebuah kampung kecil perjalanan pun diarahkan berbelok kearah kiri untuk menyusuri jalan setapak sepanjang kurang lebih 20 Meter. Lalu rombongan tiba di lokasi Buniayu Cave dan disambut oleh para panitia yang sudah ada di area lapangan yang dikelilingi pohon damar.

Seluruh Eigerian dari masing-masing kelompok langsung mendapatkan instuktur dan asisten instruktur serta mendapatkan perlengkapan untuk melaksanakan aktivitas susur goa. Perlengkapan yang diberikan untuk peserta adalah terdiri dari wearpack, helm, sarung tangan, dan sepatu boot.

Di area perkemahan sudah berdiri tenda-tenda dengan nomor urut dari satu sampai sepuluh, ditambah sebuah ruang kelas dan dapur umum.

Pembukaan susur goa dengan menyalakan boom carbit
Pembukaan susur goa dengan menyalakan boom carbit

Pembukaan event pun dilakukan secara sederhana hanya diisi dengan sambutan dari Ketua Himpunan Kegiatan Speleologi Indonesia (Hikespi), Cahyo Alkantana. Kemudian melakukan penyalaan boom carbit di helm yang dikenakan oleh perwakilan peserta terjauh, yaitu peserta dari Jogja, Shely Prisma Sari.

Menjelang malam hari selepas menjalankan ibadah Shalat Isya, Eigerian kembali berkumpul di tenda ruang kelas untuk mendapatkan arahan dan pengetahuan speleologi dasar tentang goa secara teoritis. Dalam kegiatan ini EIGER diartikan menjadi Education, Inspration, Green life, Ekspedition dan Responsibility.

Pengetahuan tentang goa ternyata amat sangat berharga. Proses pembentukan goa yang ada di kawasan bebatuan gamping ini terbentuk secara alami. Salah satu penyebab terbentuknya lubang besar di dalam tanah tersebut adalah air.

Dengan kekuatannya yang maha dahsyat, air mengikis bebatuan kapur yang lapuk. Sedikit demi sedikit membentuk lubang dan menjadi saluran air. Aktivitas alam tersebut terus berlangsung selama air masih mengalir di kawasan kars Buniayu.

Tidak hanya proses  terbentuknya goa yang dijelaskan, asal mula pembentukan ornamen goa pun menjadi materi yang menarik. Di antaranya tahapan terbentuknya stalaktit dan stalakmit. Pasangan ornamen ini terbentuk dari air yang meresap dari permukaan bumi, kemudian sedikit demi sedikit membentuk stalaktit yang menggantung di bagian atas goa dan stalakmit yang berdiri di lantainya.

Masih banyak lagi materi yang diberikan oleh pria yang akrab disapa kang Ferry, sebagai FINSPAC Chief Instruktor.

Hal terpenting dalam penelusuran goa pun menjadi materi utama, karena kelestarian goa beserta isinya harus dijaga secara bersama. Tidak hanya pengelola, pengunjungpun wajib untuk menjaganya. Motto penelusuran goa adalah :
*Jangan mengambil sesuatu, kecuali mengambil foto
*Jangan meninggalkan sesuatu , kecuali meninggalkan jejak kaki
*Jangan membunuh sesuatu, kecuali membunuh waktu

Dengan motto tersebu para pengunjung yang hendak melakukan penelusuran goa wajib mematuhi semua peraturan yang berlaku, serta mentaati semua perintah instuktur dan tidak masuk goa sendirian tanpa dikawal oleh ahlinya.

Goa Horizontal Buniayu
Goa Horizontal Buniayu

Susur goa Horizontal

Bangun pagi dan menjalankan Shalat Shubuh berjamaah, kemudian dilanjutkan dengan melakukan olahraga pagi, sarapan pagi, dan briefing penelusuran goa horizontal.

Pasukan Eigerian yang terbagi menjadi lima kelompok tersebut mendapatkan arahan dari masing-masing instruktur agar lebih berhati-hati selama berada di dalam goa dan tidak ketinggalan untuk tetap mematuhi peraturan yang berlaku.

Penelusuran goa horizontal yang terdiri dari goa Landak, goa Angin, dan goa Buniayu (goa Cipicung), dengan masing-masing goa memiliki panjang 200 dan 400 Meter. Kelompok pertama mulai masuk ke dalam goa, kemudian disusul oleh kelompok dua dan kelompok berikutnya secara bergantian.

Goa pertama yang ditelusuri adalah goa Landak. Mulut goa Landak cukup kecil dan hanya seukuran badan manusia. Tapi setelah berada di dalam goa, ruangannya cukup luas. Beberapa ornamen goa seperti stalaktit, stalakmit, canopi, colum, gordam dan ornamen lainnya yang menghiasi lubang bawah tanah.

Dalam goa terlihat pemandangan lukisan alam nan indah yang tersembunyi di bawah bumi tanpa cahaya. Susur goa Landak berakhir di mulut goa Angin, yang ternyata saling berhubungan.

Beberapa zona dilalui saat melakukan susur goa aman dan nyaman bersama EIGER dan B.A.T. Zona pertama yaitu zona terang, di zona ini kita masih bisa melihat cahaya karena cahaya matahari masih bisa masuk ke dalam goa.

Zona kedua adalah zona senja, zona senja ini cukup gelap tapi tidak sepenuhnya gelap. Zona ketiga adalah zona kegelapan abadi. Zona ini adalah kawasan yang paling dalam serta tanpa ada sedikitpun cahaya yang bisa masuk. Gelap melebihi gelapnya malam.

Goa Landak ini ternyata saling berhubungan dengan goa lainnya. Saat Eigerian keluar dari ujung goa tersebut ternyata itu adalah mulut goa Angin.

Mulut goa Angin itu pun berada di dalam mulut goa Buniayu. Saat keluar dapat melangsungkan penelusuran ke dalam goa Buniayu yang dahulunya pernah digunakan sebagai tempat pembuatan salah satu film laga Indonesia.

Goa Cipicung ini dijadikan sebagai goa wisata umum dan sudah difasilitasi tangga yang terbuat dari tembok. Di dalamnya terdapat sebuah meja dan beberapa kursi yang terbuat dari tembok. 

Untuk goa ini tidak ada sambungannya alias buntu. Setelah tiba di ujung goa harus kembali menuju mulut goa dan susur goa vertikal pun berakhir.


Simulasi naik turun goa
Simulasi naik turun goa

Menjelang sore peserta susur goa melakukan simulasi naik turun goa. Para peserta mendapatkan pelajaran bagai mana cara memasang peralatan untuk naik atau turun di goa vertikal dan berlatih memanjat dan turun menggunakan tali.

Eigerian juga mendapatkan pelajaran tentang beberapa simpul tali yang dapat digunakan saat melakukan pemanjatan atau menuruni medan menggunakan tali.

Satu persatu Eigerian menjajal cara memanjat dan turun dengan menggunakan peralatan yang lengkap. Salah satunya adalah sebuah harness buatan EIGER yang selama ini dipercaya aman dan nyaman untuk digunakan saat melakukan naik atau turun tali.

Setelah menunaikan shalat ashar, peserta susur goa memasuki kelas untuk berbagi pengalaman yang didapat saat melakukan penelusuran goa horizontal. Berbagi cerita pun dilanjutkan setelah melaksanakan shalat Isya dan sekaligus mendapatkan kesempatan untuk memeriksakan kesehatan kepada tim medis.

Pemeriksaan kesehatan ini sangat wajib karena untuk menjalani aktivitas susur goa berikutnya akan lebih berat dan butuh tubuh yang sehat.

Menjelang malam, tepatnya pukul 21.00 WIB. Semua Eigerian berkumpul di lapangan untuk menikmati suasana gelapnya malam. Untuk menghangatkan tubuh disediakan api unggun dan kembang api.

Semua peserta menikmati suasana kebersamaan sambil menikmati pisang dan jagung rebus beserta bandrek. Kemudian dilanjut beristirahat untuk mempersiapkan susur goa vertikal esok harinya.

Goa Vertikal (Goa Kerek)

Susur goa Vertikal

Serperti biasa mengawali kegiatan di pagi hari dengan shalat Shubuh berjamaah, olahraga pagi, serta sarapan pagi. Untuk hari terakhir olahraga pagi semua Eigerian memakai wearpack B.A.T, karena akan melakukan susur goa yang lebih ekstrim, yaitu menelusuri goa vertikal (goa Kerek). 

Pengecekan perlengkapan para peserta dan instruktur pun dilakukan agar tidak ada barang atau perlengkapan yang tertinggal. Kemudian setiap kelompok berurutan berangkat menuju lokasi goa yang letaknya berada di belakang pemukiman warga. Lebih tepatnya lagi berada di perkebunan warga setempat.

Mulut goa vertikal cukup kecil dan hanya dapat dimasuki satu orang. Eigerian harus antre untuk masuk ke dalam bagunan bawah tanah yang tercipta secara alami tersebut.

Satu persatu peserta memasuki mulut goa dengan cara dikerek menggunakan tali. Sebelumnya asisten instruktur telah masuk terlebih dahulu untuk menerima dan melepaskan tali pengerek dari harness yang melekat di tubuh Eigerian.

Mulut goa Kerek memang kecil, tapi setelah turun sekitar dua meter dan bergelantungan menggunakan tali pengerek, ruangan terlihat samar sangat besar seperti kubah masjid.

Perlahan tali pengerek pun diturunkan hingga akhirnya menyentuh lantai goa. Kedalaman goa tersebut adalah 18 meter di bawah tanah dengan panjang lorong 1.500 meter. Di dalam goa terdengar suara gemuruh aliran sungai yang mengalir di bawah tanah.

Berjalan menyusuri lorong panjang dan sungai bawah tanah dengan hanya mengandalkan penerangan headlamp dan boom yang dipakai oleh instukur. Medan yang licin dan memiliki bebatuan tajam tidak menyurutkan hati Eigerian untuk terus melangkah. 

Sepanjang lorong tidak seluruhnya dialiri air. Terkadang berada di lorong kering dengan ornamen goa yang sangat megah layaknya di dalam keraton kerajaan. Kemudian bertemu sungai dan air terjun bawah tanah yang bernama curug Bengbeng.

Memasuki lorong kering yang dihuni oleh kelelawar serta hewan penghuni goa lainnya seperti jangkrik, kala cameti dan kutu dari kotoran kelelawar.

Penelusuran pun beberapa kali harus menuruni medan yang cukup tinggi dan terdiri dari beberapa lapisan. Di setiap lapisan, peserta harus menuruni dinding hingga lapisan ke empat.

Goa Vertikal Buniayu
Goa Vertikal Buniayu

Di lapisan keempat ini Eigerian menemui sebuah sungai yang aliran airnya lebih deras dan sedikit lebih dalam bila dibandingkan dengan sungai yang sebelumnya. Kedalaman sungai dilapisan paling dalam ini sepinggang orang dewasa dan bisa digunakan untuk berenang.

Saat menelusuri lorong goa harus ekstra hati-hati karena banyak lobang yang sangat dalam. Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan harus patuh kepada instrukutur.

Keluar dari aliran sungai bawah tanah lorong goa pun dipenuhi dengan lumpur yang lengket. Di sini kerjasama tim sanagat dibutuhkan untuk saling membantu satu sama lain. Kedalaman lumpur tersebut setinggi betis orang dewasa. Beberapa Eigerian kesulitan untuk mengangkat kaki dan sepatu bootnya tertinggal di dalam lumpur.

Di akhir penelusuran, setelah melalui zona lumpur lorong goa semakin menanjak dan berikutnya harus menaiki tangga yang terbuat dari bambu yang lumayan tinggi. Hingga akhirnya berada di mulut goa dan ternyata di atas tempat keluar dari lorong bawah tanah tersebut adalah sawah milik warga.

Menurut keterangan dari salah satu instruktur Caver, kang Iweng, bahwa nama goa Landak ini berasal dari hewan yang menghuni goa tersebut, yaitu hewan berduri yang bernama ladak. Sedangkan untuk nama goa Angin, itu karena dari dalam goa terkadang keluar angin. Goa yang ketiga yaitu goa Buniayu (goa Cipicung) berasal dari nama lokasi goa tersebut berada.

Goa yang paling megah ini diberi nama goa Kerek karena untuk dapat masuk kedalam goa ini harus dikerek dengan menggunakan tali.

Kelompok 3 membersihkan diri di Curug Bibijilan
Kelompok 3 membersihkan diri di Curug Bibijilan

Wana Wisata Curug Bibijilan

Para peserta susur goa melanjutkan langkah dari mulut goa menuju jalan raya, kemudian disambung dengan menggunakan mobil pick up untuk melanjutkan perjalanan menuju sebuah air terjun yang bernama Curug Bibijilan.

Lagi-lagi Eigerian mendapatkan keterangan dari instruktur yang akrab dipanggil kang Iweng, bahwa nama curug Bibijilan tersebut berasal dari nama lokasinya berada, yaitu kampung Bibijilan.

Nama Bibijilan itu sendiri berasal dari kata bijil (dalam bahasa Sunda) yang memiliki arti keluar. Jadi kata Bibijilan ini artinya tempat keluar. Nah dari kata tersebut Curug Bibijilan adalah air terjun yang airnya keluar dari sungai bawah tanah.

Seluruh tim membersihkan badan yang dipenuhi lumpur di kawasan wisata Curug Bibijilan sambil menikmati air terjun yang dingin dan menyegarkan badan. Rasa lelah dan letih akibat penelusuran goa tersebut hilang terbasuh derasnya aliran air terjun.

Seluruh Eigerian menikmati pesona alam yang indah nan sejuk di kawasan Curug Bibijilan. Rasanya ingin tinggal berlama-lama untuk merasakan keindahan alam yang ditawarkan oleh wana wisata air terjun tersebut. Namun waktu yang tidak mengizinkan untuk bermain air lebih lama lagi, kemudian kami kembali ke lokasi perkemahan menggunakan mobil.

Penutupan Kegiatan Susur Goa Buniayu

Menjelang perpisahan, setelah membersikan diri masing-masing. Kemudian Eigerian bersama panitia makan bersama di dalam tenda yang selama ini digunakan sebagai kelas untuk belajar. 

Rencananya makan bersama akan dilaksanakan ditempat terbuka, namun karena hujan mulai turun, terpaksa nasi liwet yang sudah disajikan di atas daun pisang beralaskan tikar dipindahkan kedalam tenda.

Sajian nasi liwet pun lenyap dalam waktu singkat dan semuanya kembali berkumpul di lapangan untuk melakukan penutupan acara yang diisi dengan sambutan dari perwakilan Hikespi dan B.A.T. Kemudian penutupan dilanjutkan dengan pembagian sertifikat serta melakukan penanaman bibit pohon damar di sekitar lokasi Buniayu cave oleh perwakilan setiap tenda.

Setelah semuanya beres, peserta susur goa yang berjumlah 50 orang berpamitan kepada panitia penyelenggara dengan berjabatan dan mengucapkan selamat tinggal. Perjalanan pulang dilakukan dengan berjalan kaki dari kawasan karst Buniayu menuju pintu gerbang.

Kemudian dilanjut dengan menggunakan truk milik Satpol PP Kab. Sukabumi hingga tiba di basecamp. Dari situlah semuanya membubarkan diri sesuai tujuan masing-masing.

Uji coba drybag EIGER
Uji coba drybag EIGER
Uji Coba Produk EIGER
Selama susur goa vertikal, EIGER sebagai salah satu pelaksana kegiatan ini melakukan sebuah percobaan untuk menguji ketahan salah satu produknya. Untuk menguji ketahanan hasil produknya tersebut, produsen perlengkapan alat olahraga outdor ini menajajal drybag dengan ukuran 70 Liter.

Tas anti air ini selama penelusuran digunakan untuk membawa stok makanan dan air minum milik peserta dan instruktur beserta asistennya. Selama penelusuran, Drybag buatan EIGER ini diuji dengan cara diseret, dilempar, dan dibawa berenang.

Hasil dari uji coba tersebut sangat memuaskan karena tas anti air tersebut tahan dengan medan outdoor, terutama dengan air, bahkan saat diduduki tidak bocor dan kempes.

Kesimpulan hasil susur goa 

Kesimpulan dari kegiatan susur goa aman dan nyaman bersama EIGER dan B.A.T adalah bahwa kita sebagai manusia harus menjaga kelestarian alam. Di antaranya adalah goa, karena untuk pembentukan salah satu ornamennya saja dibutuhkan waktu yang sangat lama hingga ratusan bahkan ribuan tahun. 

Setelah keluar dari dalam goa, kita semua akan sadar betapa pentingnya cahaya dalam kehidupan manusia. Bersyukur yang memiliki indra penglihatan karena bagi yang buta, penglihatan itu sangatlah didambakan.

Keluar dari kegelapan bawah tanah, seolah kita keluar dari kandungan seorang ibu dan setelah itu Eigerian diharapkan menjadi cahaya yang dapat memberikan sinarnya dalam kehidupan nyata bagi orang lain.

Terima kasih atas kunjungannya, silakan tinggalkan jejak di kolom komentar