Sejarah Luragung

Kantor Kecamatan Luragung
Kantor Kecamatan Luragung
Luragung adalah nama sebuah Kecamatan yang berada di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, yang terdiri dari dari 16 Desa diantaranya Luragunglandeuh, Cirahayu, Margasari, Sindangsuka, Luragungtonggoh, Cigedang, Gunungkarung, Wilanagara, Sindangsari, Dukuhpicung, Walaharcageur, Panyosogan, Cikandang, Dukuhmaja, Cikaduwetan dan Benda.

Kecamatan Luragung sekarang sudah seperti kota, terdapat pusat keramaian seperti pasar, pusat perbelanjaan, terminal, Alun – alun dan lain sebagainya. Dengan pesatnya perkembangan perekonomiannya yang tak lepas dari peran pemerintahan sehingga kota kecil dari bagian Kabupaten Kuningan ini semakin berkembang dari segala bidang. Tapi tidak semua orang tahu bahwa nama Luragung ini ada cerita atau sejarahnya.

Ada pun sejarah singkat terlahirnya nama Luragung adalah dimana pada zaman dahulu kala sebuah cerita beredar di masyarakat sekitar yang berasal dari seorang tokoh yang bernama Buyut Ranggakencana alias Buyut Agung.

Menurut legenda, Buyut Ranggakencana ini adalah orang sakti yang menguasai Pegunungan Subang. Tokoh yang menjadi cikal bakal terlahirnya nama Luragung ini menurut cerita pada saat itu tidak mempunyai istri, maka dari itu untuk menemaninya  ki Buyut Agung ini memanggil adik kandungnya sendiri yang bernama Buyut Kancanawati.

Buyut Kancanawati ini adalah sesosok wanita berparas cantik jelita, seiring berjalannya waktu karena lama hidup bersama, akhirnya Buyut Ranggakencana ini mulai merasakan adanya sesuatu yang aneh, yaitu mulai tumbuh rasa cinta terhadapadik kandungnya sendiri.

Setelah lama memendam rasa cintanya terhadap Buyut Kancanawati, akhirnya tokoh pria yang memiliki peliharaan kuda Sembrani, ayam dan kerbau ini akhirnya mengungkapkan persaannya.

Mendengar pernyataan cinta dari Ranggakencana, maka Buyut Kancanawati menolak mentah – mentah pernyataan cinta tersebut karena dia menyadari bahwa yang mencintainya itu adalah kakak kandungnya sendiri.

Karena ungkapan cintanya ditolak, maka Buyut Ranggakencana melakukan semedi(tapa) untuk bisa meluluhkan hati adiknya agar bisa dipersunting menjadi istrinya. Singkat cerita setelah selesai melakukan semedi, Buyut Ranggakencana kembali mendatangi adiknya untuk mencoba menyatakan rasa cintanya.

Namun Buyut Kencanawati bersikukuh dan tetap menolak cintanya, dan kemudian karena kesaktiannya beliau merubah dirinya dari yang semula berwajah cantik menjadi buruk rupa dan namanya pun diganti menjadi Buyut Betara Sulanggir Kuning yang saat itu tinggal di Alun – alun Luragung.

Karena Cintanya ditolak Oleh Buyut Kancanawati, maka Buyut Ranggakencana atau lebih dikenal dengan nama Buyut Agung ini menghilang (Ngahiang), atau dengan kata lain dalam bahasa Sunda (Nga lurkeun) atau (Lur) yang artinya meninggalkan begitu saja, sementara Agungnya berasal dari nama Buyut Agung. Hingga akhirnya terjadilah nama daerah Luragung yang sekarang sudah memiliki kemajuan yang cukup pesat dengan menyandang motto "Luragung Ngadeg Tumenggung".


Terima kasih atas kunjungannya, silakan tinggalkan jejak di kolom komentar