Sunatan Masal dan Reuni Akbar Ikatan Warga Legokherang 2018

Ritual Gusaran sebelum Sunat masal.
Ritual Gusaran sebelum Sunat masal.
Sunatan Masal dan Reuni Akbar Ikatan Warga Legokherang 2018 - Legokherang merupakan sebuah desa kecil yang berada di ujung selatan Kabupaten Kuningan yang mayoritas penduduknya bekerja sebagai petani dan sebagian lagi bekerja di kota alias perantauan. Agar tetap terjalin silaturahmi antara peratau dan penduduk tetap, maka dibentuklah organisasi Ikatan Warga Legokherang (IWL).

Kumpulan para perantau dari Legokherang ini kerap menyelenggarakan reuni akbar setiap 3 tahun sekali yang bertepatan dengan hari raya Idul Fitri. Dalam setiap pelaksanaannya selalu diisi dengan kegiatan amal dan hiburan. Reuni akbar IWL tahun 2018 diisi dengan khitanan masal dan hiburan seni tradisional Sunda.

Sunatan masal reuni akbar IWL diselenggarakan pada Sabtu (16/06/2018) yang bertempat di gedung Karang Taruna Desa Legokherang. Kegiatan amal ini melibatkan 15 calon anak sunat dari warga setempat.

Ada tradisi unik yang sudah biasa dilakukan secara turun temurun untuk membahagiakan para pengantin sunat tersebut, yaitu dengan cara diarak menggunakan tandu dari Desa menuju pemakaman umum untuk melakukan ritual di makam karuhun Legokherang (orang yang pertama kali tinggal di Legokherang).

Arak-arakan peserta Sunatan masal IWL 2018
Arak-arakan peserta Sunatan masal IWL 2018
Arak-arakan yang membawa pengantin sunat diikuti oleh keluarga dan warga masyarakat yang jumlahnya mencapai ribuan orang, sehingga karnaval ini terlihat sangat meriah dan mengular cukup panjang. Para pengantin sunat tersebut diperlakukan sangat istimewa layaknya seorang raja yang sedang berkuasa di negaranya. 

Ritual di makam karuhun Legokherang
Ritual di makam karuhun Legokherang
Rombongan pengantin sunat kemudian berhenti di pemakaman umum Desa Legokherang, lalu seorang punduh (sesepuh/tetua) mulai melakukan ritual dengan diawali menyalakan api untuk membakar kemenyan.

Api mulai menyala dan asap kemeyan pun semerbak mewangi, lalu sang punduh mulai membacakan mantera, kemudian satu persatu anak sunat dibasuh tangan dan kakinya dengan air yang sudah dibacakan mantera. Setelah semua anak sunat mendapatkan giliran, lalu dilanjutkan dengan membaca do’a bersama.

Para peserta karnaval sunatan masal reuni akbar IWL 2018 kemudian pulang kembali menuju lokasi panggung utama. Setibanya di panggung, anak-anak pengantin sunat masal disambut dengan tabuhan musik gamelan dan seni tardisional angkring (tabuhan instrument menggunakan lesung dan alu), kemudian dilakukan ritual gusaran (mengosok gigi anak sunat dengan batu keramat sambil dibacakan sholawat).

Usai ritual gusaran para pengantin sunat diajak untuk berjoged bersama dengan ditemani oleh orang tuanya. Dalam suasana seperti inilah tercipta rasa kebersamaan dan kekeluargaan antara perantau dan penduduk tetap yang lama tidak berjumpa.

Temu kangen IWL 2018
Temu kangen IWL 2018
Temu kangen kemudian dilanjutkan dengan acara kumpul bersama di balai Desa Legokherang. Acara ini diisi dengan pergantian ketua IWL yang rutin dilakukan setiap 3 tahunan dan kemudian dilanjutkan dengan makan bersama.

Menu makan yang disajikan bukan makanan mewah, melainkan makan tradisional seperti ikan asin peda, asin bilis, sambal, lalapan dan tumis-tumisan. Alas makan pun tidak menggunakan piring, tapi menggunakan daun pisang, sehingga benar-benar terasa makan ala Legokherang zaman dulu yang serba tradisonal.

Kerinduan akan kampung halaman bisa terobati dengan cara berkumpul, makan bersama sambil berbagi cerita. Tidak ada yang membedakan antara perantau dan penduduk tetap, semuanya bersatu memupuk rasa persaudaraan.

Terima kasih atas kunjungannya, silakan tinggalkan jejak di kolom komentar