Seminar dan Diskusi Peran Warga Net Dalam Pemanfaatan TIK

Seminar dan Diskusi Tentang Peran Warga Net Dalam Pemanfaatan TIK
Seminar dan Diskusi Tentang Peran Warga Net Dalam Pemanfaatan TIK 
Pengguna fasilitas Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di negeri ini semakin hari kian meningkat dan bahkan seolah menjadi sebuah kebutuhan sehari-hari. Dengan maraknya pengguna Media Sosial, maka banyak pula para penguna jasa layanan internet, dimana pada tahun 2016 lalu pengguna internet di Negara Indonesia mencapai angka 132,7 juta jiwa. 

Dari sekian banyak pengguna internet di Negara ini memiliki alasan utama untuk berselancar di dunia maya sesuai dengan kebutuhan masin-masing. Adapun alasan utama para penjelajah jaringan internet tersebut diantaranya, untuk update iformasi, terkait dengan pekerjaan, sekedar mengisi waktu luang, sekedar sosialisasi, tentang pendidikan, sebagai hiburan, ada pula yang menggunkannya untuk bisnis, berdagang dan cari barang. 

Beberapa jenis konten internet yang selama ini banyak diakses terdiri dari, Media Sosial, hiburan, berita, pendidikan, komersial dan layanan publik. Dalam hitungan waktu 60 detik saja di dunia internet bisa terjadi jutaan aktivitas.

Sebagai cara untuk memfilter beredarnya konten negatif dalam penyebaran informasi melalui media sosial, maka sudah saatnya diterapkan etika penggunaan internet dalam kehidupan sehari-hari. Etika berinternet diterapkan bagi para penguna internet atau biasa disebut warganet.

Diskominfo Kota Bandung terus berusaha mengkampanyekan netiket. Salah satu cara untuk mensosialisasikan program Etika berinternet adalah dengan cara menggandeng Relawan TIK dan mengundang para pegiat media sosial dari berbagai kalangan, dari mulai Siswa Sekolah, Mahasiswa, Jurnalis, Blogger dan para pengguna media sosial lainya untuk diberikan arahan tentang cara menggunakan internet dengan bijak. Acara ini dilaksanakan di Prim Park Hotel, Jln. PHH. Mustopa No.47/57, Bandung, pada Kamis (20/07/2017).

Seminar dan diskusi bersama Diskominfo Kota Bandung ini mengusung tema "Peran Warga Net Dalam Pemanfaatan TIK" dengan mengadirkan dua narasumber yang terdiri dari Moch Latif Faidah, sebagai ketua relawan TIK Kota Bandung dan Mario Devys selaku relawan TIK Kab. Cianjur. Mengingat betapa pentingnya menerapkan etika dalam berinternet untuk saat ini, karena warganet tidak hanya terdiri dari satu kelompok saja, banyak pula yang berasal dari berbagai Negara dengan budaya, bahasa, dan adat istiadat yang berbeda-beda. Terkadang apa yang kita anggap wajar saat mnggunakan jaringan internet, ternyata bagi orang lain belum tentu wajar, atau bahkan tidak wajar sama sekali.

Pengguna internet itu hidup dalam dunia tidak nyata layakya seorang anonymouse yang menyembunyikan jati dirinya dan tidak harus menyatakan identitas asli ketika berinterkasi. Bisa jadi kita tidak akan pernah bertatap muka dengan siapa yang  kita kenal di dunia maya.

Bahkan kita tidak pernah benar-benar mengenal siapa yang  kita kenal tersebut. Berbagai fasilitas di internet memungkinkan seseorang untuk bersikap tidak etis atau iseng. Karena bisa saja kita melakukan hal-hal yang seharusnya tidak dilakukan.

Pengguna sosial media akan selalu bertambah dalam setiap saat dan memungkinkan masuknya para penghuni baru. Dimana para pengguna baru ini bisa jadi mereka tidak tahu bagaimana cara bergaul yang baik dan benar di  dunia maya,  maka sudah seharusnya kita yang sudah memahami cara berinternet yang baik memberikan pemahaman tentang etika berinternet.

Beberapa contoh etika dalam berinternet yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari diantaranya:

Etika komunikasi menggunakan Media Sosial
*Jangan terlalu banyak mengutip*
Balas pesan dengan isi yang relevan saja, karena pesan yang panjang akan memakan file besar dan loading yang lama.

*Perlakuan media sosial secara pribadi*
Jika teman mengirim informasi atau gagasan secara pribadi, jangan menjawabnya di forum umum.

*Hati-hati dalam penggunaan huruf capital*
Sebaiknya gunakan huruf capital sewajarnya, karena pesan dengan huruf capital semua mencerminkan jika kita sedang emosi,  marah, atau sedang berteriak.

*Jangan membicarakan orang lain*
Jangan pernah membicarakan kejelekan orang lain di edia sosial dan selalu berhati-hati terhadap apa yang ditulis, karena bisa jadi tulisan atau pesan kita di forward  kembali kepada orang lain.

*Jangan menggunakan CC pada email*
Jika ingin mengirim pesan kepada sejumlah orang  misal di mailing list, maka jangan mencantumkan alamat, nama-nama email itupada kolom CC, selalu gunakan BCC.

Etika komunikasi dalam Group Media Sosial

Baca atau pelajari terlebuh dahulu data diskusi mailing list sebelum memposting surat/tulisan. Bisa jadi membantu kita mengenal bagaimana lingkungan mailing list  tersebut.

Tidak menyalahkan moderator/pengurus menyangkut perilaku anggota lainnya, serta berhati-hati dengan kata-kata yang ditulis, karena kata-kata tersebut bisa dibaca oleh banyak orang dan tersimpan datanya dalam waktu yang lama.

Jika terjadi selisih paham atau debat dalam grup, lanjutkan lewat Jalur Pribadi (Japri). Agar tidak membuat kisruh di dalam grup, maka segera melakukan penyelesaian lewat jalur pribadi yang dirasa lebih bijak. Jika memang poin perdebatan perlu dikonsumsi oleh publik, maka berikanlah ringkasan hasil perdebatan tersebut k dalam grup.

Tidak etis dan tidak boleh mengirim teks berbau seksual/sara ke dalam sebuah grup media sosial. Ingat bahwa anggota dalam grup atau komunitas memiliki budaya, gaya hidup, dan keyakinan yang berbeda-beda.

Baca juga Seniman Dunia Akan Meriahkan Matasora World Music Festival 2017 di Bandung

Terima kasih atas kunjungannya, silakan tinggalkan jejak di kolom komentar