Dongeng Sunda di Radio Tahun 90an Jadi Hiburan Nomor Satu Bagi Masyarakat Pedesaan

Dongeng Sunda di radio
Dongeng Sunda di radio 

Dongeng Sunda di radio tahun 90an jadi hiburan nomor satu bagi masyarakat pedesaan - Sekitar tahun 90an, radio menjadi sarana hiburan bagi masyarakat umum, karena pada tahun tersebut belum banyak yang memiliki televisi. Bahkan masih cukup jarang dan walaupun ada yang mempunyai televisi, belum banyak pula chanel hiburan seperti sekarang ini.

Dengan adanya pesawat radio sedikitnya masyarakat bisa mendapatkan informasi dan hiburan walau hanya dalam bentuk suara.    

Ada kebiasaan unik yang biasa dilakukan oleh masyarakat pedesaan di tatar Pasundan, salah satunya di bagian selatan Kabupaten Kuningan. Di setiap jam tertentu sejumlah warga selalu mendengarkan radio dengan gelombang atau chanel kesayangannya.

Kebiasaan ini seolah menjadi suatu kewajiban yang tidak boleh ketinggalan meskipun sedang berada di manapun, tua muda semuanya menggandrungi yang namanya radio.

Para petani agar tidak ketinggalan acara siaran kesayagannya membawa pesawat radio ke sawah atau kebun. Pedagang begitu pula membawa radio ke tempat mereka berjualan. Bagi orang yang tidak mempunyai pesawat radio biasanya numpang ke rumah tetangga dan dengan begitu jadi sering terjadi silaturahmi antar tetangga.

Terkadang sengaja pemilik rumah mengundang tetangganya untuk berkumpul di teras rumah sambil mendengarkan acara kesayangannya sambil menikmati hidangan ringan, seperti kopi dan cemilan sederhana.

Dongeng Sunda Acara Radio Favorit di Pedesaan

Ada salah satu acara radio yang menjadi langganan warga pedesaan, terutama di Desa Legokherang, Kecamatan Cilebak, Kabupaten Kuningan, yaitu acara dongeng Sunda.

Sajian cerita dalam bentuk dongeng ini seolah menjadi hal yang wajib didengarkan. Kalau ada yang tertinggal satu kali saja dari serial dongeng bersambung ini akan merasa sangat menyesal, meskipun bisa menanyakan tentang cerita tersebut kepada orang lain.

Cerita yang disukai oleh masyarakat pedesaan adalah kisah dunia persilatan. Karena kisah(lalakon) jawara silat ini bisa membuat orang penasaran. Apa lagi saat sedang menceritakan pertarungan yang seru dan mendebarkan, seolah-olah pendegarnya merasakan tengah ikut terlibat dalam pertarungan tersebut.

Dalam setiap harinya siaran cerita dongeng Sunda ini hanya berlangsung selama satu jam atau satu jam setengah. Itu pun sudah dipotong iklan. Untuk bisa mendengarkan cerita tersebut sampai tamat dibutuhkan waktu hingga berbulan-bulan.

Karena waktu siarannya cuma sebentar dan ceritanya pun terus bersambung, para pendengar setia dongeng Sunda ini tahu persis jadwal tayangnya dan tidak pernah ketinggalan untuk mendengarkannya.

Ada dua penyiar ternama yang dikenal dengan karya dongengnya yaitu Mang Jaya dan Uwa Kepoh. Kedua ahli dongeng ini memiliki keahlian dalam bercerita dengan suara yang berbeda-beda, baik itu suara perempuan, laki-laki, ana-anak, dewasa, dan orang tua.

Tokoh penyiar ini sudah sangat dikenal oleh masyarakat tatar Sunda, karena suaranya setiap hari terdengar di pesawat radio. Meskipun masyarakat tidak tau persis wajah aslinya sang penyiar, tapi suaranya sudah akrab di telinga.

Peran kedua penyiar ini sangat menghibur masyarakat pecinta siaran dongeng Sunda. Dongeng bukan hanya sebagai hiburan, tapi sebagai cara untuk memperkenalkan bahasa dan seni Sunda kepada masyarakat luas melalui siaran radio.

Kini zaman sudah berubah, semuanya tergantikan dengan teknologi dan acara hiburan seperti televisi dan dunia internet yang semakin canggih. Sangat disayangkan untuk anak muda generasi sekarang mungkin tidak pernah tahu yang namanya dongeng Sunda di radio yang dahulu menjadi hiburan nomor satu untuk masyarakat pedesaan.

Baca juga artikel tentang Curug Tapak Kuda Lemahsugih

1 komentar:

Terima kasih atas kunjungannya, silakan tinggalkan jejak di kolom komentar