Fenomena alam di Puncak Gunung Ciremai

Fenomena alam Gunung Ciremai
Fenomena alam Gunung Ciremai
Kuningan - Gunung Ciremai adalah sebuah gunung tertinggi di Jawa Barat, dimana menurut kutipan sejarah gunung ini pernah meletus sekitar tujuh kali. Pegunungan yang berdiri kokoh diantara Kabupaten Majalengka, Kuningan dan Cirebon ini menjadi salah satu tempat favorit bagi para pecinta alam, terutama para pendaki gunung. Denga ketinggian 3078 meter, gunung ini memberikan tantangan tersendiri bagi para pendaki dan tak jarang yang tersesat ketika melakukan pendakian. Keindahan alam pegunungan menawarkan sejuta pesona dibalik sejarah dan cerita mistis yang beredar di masyarakat sekitar.

Salah satu fenomena alam telah terjadi diatas puncak gunung Ciremai, gumpalan awan putih membentuk atmosfir yang melingkar diatas puncak gunung pada Sabtu (15/10/2016). Gumpalan awan tersebut melingkar diatas puncak gunung membentuk tameng dan berlangsung sekitar satu jam sebelum Maghrib, yaitu mulai pukul 17.00 sampai dengan pukul 18.00 WIB. Dengan adanya fenomena alam yang langka tersebut sontak membuat warga setempat menjadi heboh, ada yang merasa takut dan panik karena takut terjiadi sesuatu yang tidak diinginkan dan ada juga yang mengabadikan kejadian langka tersebut dengan berfoto ria.

Peristiwa yang baru terjadi ini membuat geger banyak orang dan banyak yang memberikan pendapat tentang apa yang terjadi diatas puncak gunung tertinggi di tatar pasundan ini,ada yang berpendapat bahwa itu adalah kejadian mistis, dimana penghuni gunung Ciremai sedang memperlihatkan keberadaannya dan ada juga yang berpendapat secara teoritis. salah satunya adalah Risma Purnamasari yang berpendapat bahwa kejadian tersebut hanyalah fenomena alam yang biasa saja atau wajar namun jarang terjadi.

“Awan yang ada di puncak gunung bisa terbentuk karena adanya dinamika udara sekitarnya. Hal ini bisa muncul karena adanya pengaruh kombinasi angin yang hangat yang membawa uap air dari arah bawah lalu bertemu dengan udara yang dingin diatasnya, juga karena adanya pusaran angin di puncak gunung. Kemudian kondisi uap air tersebut jenuh oleh tingkat kelembaban yg tinggi dan akhirnya molekul uap air tersebut mengembun menjadi tetesan air yang membentuk awan. Awan ini dinamakan Awan Lentikular atau jika bentuknya melengkung seperti tameng yang menyelimuti puncak gunung itu disebut cap cloud.”jelas Risma

Baca juga artikel tentang Talaga Remis Kuningan Cerita Indah Romantis

Terima kasih atas kunjungannya, silakan tinggalkan jejak di kolom komentar